Probiotik dalam Pakan Ayam Non AGP

Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di tahun – tahun awal pelarangan penggunaan AGP dalam pakan (2017 – 2018) pihak – pihak yang berkecimpung di dalam industri pakan banyak disibukkan dengan pelbagai studi dan riset untuk kepastian pilihan alternatif pengganti AGP. Ada banyak jenis produk yang diaplikasikan secara tunggal ataupun kombinasi, mulai dari berbagai jenis enzyme, probiotik, prebiotik, esensial oil, asam organik, imuno stimulan, phytogenic, herbal dan lain-lain. Banyak merk setiap produk yang lolos registrasi menjadikan lebih banyak pilihan. Artikel ini akan mengkhususkan pembahasan penggunaan probiotik dalam pakan.

Mengapa perlu ditambahkan probiotik dalam pakan? Karena anak ayam yang hidup bebas di alam secepatnya akan menerima flora saluran cerna melalui konsumsi feses induknya. Sehingga selanjutnya flora / mikro biota tersebut akan berkembang biak dalam saluran pencernaan anak ayam dan melindunginya dari berbagai penyakit. Sebaliknya dalam usaha pemeliharaan, anak ayam sejak awal ditempatkan dalam lingkungan yang bersih sehingga sistem imun tidak siap apabila terinfeksi oleh kuman penyakit. Meskipun untuk sementara waktu sebenarnya anak ayam saat menetas msdih cukup terlindungi dari infeksi bakteri berkat antibodi maternal yang diperoleh dari kuning telur.

Pelarangan Penggunaan AGP dalam Pakan Ayam

Pakan unggas yang beredar pada saat ini sudah tidak mengandung AGP (antibiotik dosis sub-terapis), sejak diberlakukannya Permentan nomor 14 tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan. Khususnya pasal 16 (2) yang melarang penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan. Apabila diperlukan untuk Tindakan pengobatan atas suatu penyakit, penggunaan antibiotik dalam pakan diatur dalam pasal 17 sebagai pakan terapi dengan lama pemakaian maksimal 7 hari dan di bawah pengawasan dokter hewan. Setelah masa lebih dari 50 tahun penggunaan antibiotik, kini tiba saatnya industri pakan dan perunggasan beradaptasi dengan ketiadaan antibiotik sebagai AGP.

Pendistribusian antibiotik dilakukan secara meluas dan penggunaannya mudah, bahkan di lingkungan peternakan untuk mengobati penyakit. Antibiotik dalam dosis sub terapi sejak dulu terbukti efektif untuk mengurangi bakteri pathogen yang ada di dalam saluran pencernaan. Sehingga secara langsung atau tidak langsung, penggunaan antibiotik dalam pakan meningkatkan pertambahan bobot badan (WG), memperbaiki efisiensi penggunaan pakan (FCR) dan mengurangi kematian. AGP dalam pakan meningkatkan WG sebesar 3,9% dan perbaikan FCR 2,9% (Barton, 2000).

Efek Negatif Penggunaan AGP dalam Pakan

Selain manfaat positif dari penggunaan AGP tersebut, keberadaan antibiotik dalam pakan menimbulkan banyak permasalahan yang berimbas pada kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan manusia sebagai konsumen.

Beberapa pertimbangan dampak membahayakan antara lain: Antibiotik akan membunuh strain bakteri yang rentan saja dan meninggalkan strain bakteri yang lebih resisten kesempatan untuk bertumbuh serta memindahkan gen-gen resisten ke bakteri yang lain. Selanjutnya bakteri yang sudah resisten cepat berpindah ke inang / ternak lain nya. Pada saatnya nanti tindakan pengobatan akan berkurang efektivitasnya.

Bakteri yang resisten antibiotik bisa berupa bawaan secara langsung atau diperoleh dari spesies bakteri lain di lingkungannya, lalu mengembangkan beberapa upaya seperti menurunkan permeabilitas membran sel bakteri, mengubah tempat perlekatan antibiotik pada bakteri, dan perubahan produksi enzyme. Beberapa spesies Staphylococcus sudah mengembangkan resistensi terhadap tetrasiklin dan oxacillin. Spesies Pseudomonas terhadap quinolone, penisilin, dll. E. coli juga sudah resisten terhadap tetrasiklin.

Bakteri yang resisten terhadap antibiotik secara zoonosis, dapat ditularkan dari ternak ke manusia dan menyebabkan kegagalan dalam pengobatan menggunakan antibiotik dosis pengobatan. Akibat penggunaan antibiotik dalam jangka panjang, bakteri resisten bisa terdapat sebagai residu pada produk ternak. Menyebabkan beberapa kasus alergi pada konsumen, ketidakseimbangan mikroba di usus dan perkembangan lebih lanjut bakteri resisten.

Penghilangan antibiotik dari pakan sebagai evaluasi sejak diterapkannya pelarangan tersebut banyak berdampak negatip terhadap performan ayam broiler. Berupa penurunan konsumsi pakan, berat badan mingguan, serta perlambatan pertambahan berat badan pada minggu ke-4 dan ke-5.  Umur panen untuk mencapai target 2 kg berat badan dari semula bisa dicapai dalam 36 hari mundur menjadi umur 40 hari. Nilai FCR meningkat pada akhir minggu ke-4 dan ke-5 berurutan 1,69 dan 1,95 dibandingkan standar Cobb 500 (2018) yaitu berurutan 1,62 dan 1,81 (AF Prasetyo et al., 2019).

Pengenalan Probiotik dalam Pakan Ayam

Istilah probiotik berasal dari bahasa Yunani yang artinya “untuk kehidupan”. Arti dari probiotik sudah mengalami perkembangan dan banyak kali didefinisikan ulang. Probiotika adalah mikro organisma hidup yang esensial untuk perkembangan yang sehat dari saluran pencernaan (1953). Probiotik adalah mikro organisma yang membantu pertumbuhan bakteri menguntungkan lainnya di dalam saluran usus (1965).  

Pengertian lain adalah probiotik dijabarkan sebagai konsumsi mikro organisme hidup dalam jumlah yang cukup yang mampu memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh inang. Juga merujuk pada efektifitas spesies mikroba yang digunakan dan cara penyajiannya (bentuk tepung atau cairan) (WHO, 2012). Adapun perkembangan teknologi fermentasi yang dipakai untuk menghasilkan produk akhir probiotik saat ini memungkinkan nya untuk diproduksi secara massal.

Sarat Probiotik yang Baik

Sarat suatu mikro organisma untuk bisa dijadikan sebagai probiotik antara lain tidak bersifat pathogen atau beracun di habitat alaminya, memberikan dampak positif terhadap inang, mampu bertahan dalam kondisi lingkungan saluran pencernaan, dan dapat tetap hidup pada kondisi penyimpanan sebelum waktunya diberikan pada inang. Karakteristik lainnya yang diharapkan sebagai probiotik adalah mampu berkompetisi dengan bakteri pathogen, mempunyai kemampuan untuk tinggal melekat pada mukosa saluran pencernaan.

Dengan kata lain, probiotik harus mampu secara cepat dan efisien untuk melekat dan menyingkirkan / mengusir bakteri pathogen sehingga dipastikan probiotik ini mampu tinggal lebih lama dalam komunitas mikro flora saluran pencernaan. Mengingat dalam aplikasinya kebanyakan probiotik diberikan lewat pakan, maka mikro organisma tersebut juga harus mampu bertahan melewati berbagai kondisi proses produksi (pakan). Khususnya perlakuan suhu tinggi (>82 oC) selama proses pelleting yang mana kemungkinan probiotik mengalami dehidrasi.

Mikro organisma hidup yang dikategorikan sebagai probiotik bisa berupa kultur tunggal atau campuran. Bisa berupa strain tunggal atau kombinasi strain dalam satu genus atau kombinasi antar genur yang berbeda. Asalkan disediakan dalam jumlah yang cukup untuk memberikan manfaat kesehatan bagi inang. Tapi menurut berbagai penelitian, yang bisa dikonfirmasikan bahwa multi strain memberikan dampak lebih positif dibandingkan strain tunggal karena adanya efek sinergisme di antara strain / genus.

Penyediaan Probiotik

Probiotik bisa tersedia dalam berbagai bentuk seperti bentuk granul, bubuk, cairan, pasta ataupun jelly. Pada umumnya probiotik dalam pakan ayam berbentuk granul yang merupakan bentuk enkapsulasi dari tepung probiotik yang bertujuan untuk mempertahankan daya hidup yang tinggi untuk selamat melewati proses produksi dan penghantaran melewati saluran pencernaan. Bahan untuk enkapsulasi yang digunakan adalah beberapa tipe biopolymer seperti alginate, chitosan, gelatin, derivative selulosa dan lain – lain.

Teknik mikro enkapsulasi (selain teknik ekstrusi, emulsi) berupa proses pengeringan melalui penyemprotan (spray drying) merupakan teknik yang paling ekonomis tetapi menyebabkan kematian tinggi pada probiotik disebabkan terutama oleh dehidrasi. Kematian bisa dikurangi dengan memberikan tambahan pelindung (serat kasar terlarut, akasia, maltodekstrin dan lain – lain) ke media probiotik sebelum proses spray drying. Apabila diberikan melalui air minum, cukup bentuk tepung larut air. Dari penelitian, bentuk tepung adalah yang paling baik ditinjau dari segi kondisi penyimpanan dan untuk kondisi saluran pencernaan.

Satuan Pemberian Probiotik

Jumlah satuan bakteri probiotik diukur dengan CFU atau colony-forming unit yang menunjukkan jumlah mikro organisma yang hidup dalam suatu suplemen probiotik. Disebut hidup karena disimpulkan bahwa mikro organisma akan berkembang biak (bereproduksi) setelah berada di lokasi saluran pencernaan. Untuk menjabarkan 1 milyar sel probiotik biasa ditulis sebagai 1 x 109. Sedangkan satuan CFU/ml diperuntukkan bagi probiotik dalam bentuk cairan. Mengingat bahwa sebagai mikroba yang hidup, maka probiotik membutuhkan nutrisi dan enerji untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakannya di dalam inang.

Oleh karena itu, level penggunaan probiotik dalam pakan bisa berpengaruh terhadap ketersediaan nutrisi di ileum. Penelitian yang dilakukan dengan 5 spesies probiotik (L. reuteri DSM 16350, E. faecikum DSM 16211, Bifidobacterium animalis DSM 16284, Pediococcus acidilactici DSM 16210 dan L. salivarius DSM 16351) pada ayam broiler Cobb jantan dengan level tinggi (1010 CFU) dan level rendah (108 CFU). Level tinggi menurunkan kecernaan nutrisi ileum disebabkan tingginya permintaan nutrisi oleh probiotik. Sedangkan enerji metabolis semu terkoreksi N (AMEn) tidak berbeda nyata antara kedua level probiotik.

Mekanisme Kerja Probiotik dalam Pakan Ayam

Mekanisme kerja probiotik dalam pakan yang memberikan manfaat dalam sistem pencernaan sudah banyak diteliti tetapi masih memerlukan banyak studi lanjutan untuk lebih memahaminya. Keberhasilan probiotik ditunjukkan (baik secara in vitro ataupun in vivo) dengan berkurangnya jumlah bakteri pathogen melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Terdapat 2 mekanisme dasar kerja probiotik tersebut yaitu kompetisi eksklusi , antagonisma terhadap bakteri pathogen dan modulasi / stimulasi sistem imun inang.

Kompetisi mikro organisma probiotik dengan bakteri pathogen untuk mempertahankan keseimbangan normal mikro flora usus adalah di antaranya (1) dengan cara mikro organisme mengeluarkan senyawa penghambat yang bersifat anti mikroba seperti hidrogen peroksida, bakteriosin dan defensin. (2) Probiotik akan bersaing dengan bakteri pathogen untuk mengokupasi permukaan sel epithelial usus sehingga menghalangi bakteri pathogen melekat di situ untuk membentuk koloni dan yang bisa mengakibatkan pemblokiran secara fisik. (3) probiotik akan berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam hal perolehan nutrisi yang dibutuhkan untuk bereproduksi. (4) probiotik menurunkan ketersediaan (bioavailabilitas) racun yang dihasilkan oleh bakteri pathogen.

Mekanisme kerja lainnya termasuk mengubah metabolisme dengan meningkatkan aktivitas enzyme pencernaan sekaligus menurunkan aktivitas enzyme bakteri dan produksi ammonia. Asam laktat yang dihasilkan oleh probiotik Lactobacillus akan menghasilkan enzyme amilase, protease dan lipase untuk meningkatkan pencernaan dan penyerapan karbohidrat, protein dan lemak. Ini akan meningkatkan kecernaan, metaboslime dan penggunaan nutrisi sehingga pada akhirnya memperbaiki konversi penggunaan pakan. Probiotik yeast seperti Aspergfilus oryzae melepaskan enzyme yang menyebabkan bahan makanan menjadi lebih mudah dicerna sehingga memberikan manfaat bagi metabolisme nutrisi.

Probiotik dan Fungsi Kekebalan pada Ayam

Organ imun pada unggas terbagi atas organ primer yaitu bursa fabricus dan timus sedangkan organ sekunder adalah limpa. Bursa fabricus merupakan organ limfoid yang hanya dimiliki oleh spesies unggas saja. Organ ini terletak di bagian dorsal dari kloaka. Sebagai organ limfoid akan mengatur produksi dan diferensiasi sel – sel limfosit yaitu sel limfosit B dari bursa fabricus dan sel limfosit T dari timus.

Limfosit memiliki reseptor antigen di bagian permukaannya untuk menangkap antigen asing. Limpa juga akan menghasilkan sel limfosit (sel darah putih) untuk membentuk antibodi, apabila terdapat benda asing seperti toksin, anti nutrisi dan bakteri penyebab penyakit. Selain peningkatan limfosit, keberadaan probiotik dalam jumlah yang cukup akan membantu sistem imun dengan meningkatnya makrofak dan peningkatan produksi immunoglobulin (IgG, IgM dan IgA).

Probiotik memodulasi sistem imunitas (kekebalan) inang, dengan cara melibatkan respon imun yang berasal dari bawaan maupun adaptif imun. Jenis imun yang terakhir tergantung pada limfosit B dan T untuk menginduksi respon antigen yang spesifik dan selanjutnya menghasilkan antibodi. Sebaliknya imun bawaan berupa penghalang fisik dan kimia seperti sel-sel epithelial usus halus yang merupakan garis depan pertahanan yang berguna untuk mencegah penyebaran bakteri pathogen dan infeksi lanjutan yang ditimbulkannya.

Epithelium intestin ini bersifat selektif untuk hanya mengabsorbsi nutrisi dan mencegah masuknya bakteri pathogen ke dalam aliran darah. Sebagai contoh, bakteri probiotik Lactobacillus akan meningkatkan integritas penghalangan tersebut dan mengurangi kemungkinan bakteri pathogen untuk menembusnya. Probiotik akan menjadikan sel-sel epithelial intestin tersebut sebagai target utamanya, yang selanjutnya akan memperbaiki fungsi penghalang intestin dengan cara menstimulasi produksi mukus dan defensin (semacam peptida anti mikroba).

Pada penelitian menggunakan ayam broiler, Bai et al (2012) dalam MU Yacoob (2022) memberikan probiotik berupa kombinasi L. fermentum dan S.cerevsiae dapat memperbaiki sistem imun sel T. Probiotik dari genus Lactobacillus (LAB). Juga mempengaruhi ekspresi gen chemokin dan produksi sitokin yang akan mempengaruhi keseluruhan sistem imun. Mekanisme potensial lainnya adalah dengan meningkat nya produksi antibodi B-limfosit. Kabir et al (2004) dalam MU Yacoob (2022) mengamati penambahan probiotik Protexin Boost (campuran berbagai probiotik) pada ayam broiler via air minum secara nyata dapat meningkatkan konsentrasi antibodi dan berat dari organ imun (seperti bursa dan limpa).

Mekanisme kerja probiotik terkait dengan penguatan sistem imun bisa menggunakan cara lain. Misalnya ketika bakteri pathogen menginfeksi sel – sel maka probiotik akan membantu mengurangi kasus peradangan (inflamasi) dengan cara menghambat jalur persinyalan tertentu seperti MAP-kinase (penyampai informasi dari perifer ke sistem sentral) yang terlibat di dalam aktivasi respon imun. Mekanisme potensial dari probiotik lain adalah mengatur keseimbangan antara sitokin pro inflamasi dan anti inflamasi.

Jenis Probiotik dalam Pakan Ayam

Probiotik mencakup mikro organisma dari berbagai spesies yang berbeda seperti bakteri, jamur dan ragi (yeast). Misalnya contoh probiotik yang berasal dari bakteri antara lain genus Lactobacillus, Bacillus, Bifidobacterium, Lactococcus dan Streptococcus. Dari kelompok yeast misalnya Candida. Saccharomyces (Saccharomyces boulardi) merupakan probiotik yeast yang banyak diteliti dan memberikan manfaat kesehatan pada tubuh inang. Dari kelompok fungi di antaranya yang sudah diteliti dan memberikan hasil positip adalah Chrysonilia crassa, mengenai pengaruhnya dibandingkan bahan imbuhan pakan lain terhadap performan broiler.

Probiotik dalam pakan yang diberikan kepada ayam bisa terdiri atas hanya satu strain (SSP = single strain probiotic) saja atau bisa juga banyak strain (MSP = multi strain probiotic). Kombinasi MSP berupa beberapa strain dalam satu genus atau strain – strain dari beberapa genus. Dari banyak penelitian sudah dibuktikan bahwa MSP akan memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan SSP karena adanya relasi positif atau sinergis yang mengarah pada simbiosis di antara berbagai strain probiotik.

Perlu diperhitungkan juga masalah kompatabilitas di antara strain untuk mencegah terjadinya antagonisme yang menyebabkan efek merugikan pada inang.  Antagonisme antara 2 strain probiotik diartikan sebagai penghambatan 1 strain terhadap strain lainnya. Oleh karena itu penting untuk melakukan pengujian in vitro terlebih dahulu terhadap kompatabilitas antar strain dalam MSP sebelum diaplikasikan pemberian probiotik dalam pakan.

Sebuah review atas 17 spesies probiotik dalam pakan yang paling umum digunakan pada unggas dan terbukti memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan saluran pencernaan, laju pertumbuhan, kemampuan bertelur, imunitas dan lain – lain pada ternak ayam yaitu Bacillus subtilis, Bifidobacterium animalis, Bifidobacterium bifidum, Lactobacillus acidophillus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus bifermentans, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus salivarius, Lactobacillus sanfranciscensis, Lactobacillus reuteri, Pediococcus acidilactici, Propionibacterium acidipropionici, Saccharomyces cerevisiae dan Streptococcus faecium. Spesies lain yang juga banyak digunakan dalam probiotik untuk unggas di antaranya L. plantarum, L. lactis, Enterococcus faecalis, E. faecium dan Aspergillus oryzae.

Manfaat Suplementasi Probiotik dalam Pakan Ayam

Perut anak ayam adalah steril pada saat ditetaskan. Pada awalnya terdapat keseimbangan antara populasi bakteri menguntungkan dan merugikan selama beberapa hari selanjutnya. Dengan bertambahnya umur maka anak ayam akan mulai memperoleh kuman dari lingkungan sekitar. Ketika kuman penyakit sudah menyebar melebihi populasi bakteri baik maka anak ayam mulai menjadi rentan terhadap gangguan penyakit. Dalam kondisi seperti ini maka pemberian probiotik dalam pakan atau via air minum menjadi pilihan terbaik untuk mengembalikan keseimbangan mikro flora, ketika terjadi gangguan terutama yang berasal dari faktor luar terutama stress dan infeksi kuman.

Probiotik dalam Pakan untuk melawan NE

Hasil utama yang diperoleh dari penggunaan probiotik dalam pakan ayam yang sudah banyak dikonfirmasi oleh berbagai penelitian adalah laju pertumbuhan yang lebih baik, produksi telur meningkat, berkurangnya tingkat mortalitas dan perbaikan FCR. Performan yang baik ini merupakan dampak tidak langsung dari unjuk kerja bakteri salah satunya terhadap bakteri Clostridium perfringens yang menjadi penyebab utama dari  kasus – kasus NE (necrotic enteritis). NE merupakan penyakit unggas yang secara ekonomi sangat merugikan. Ketika ayam terinfeksi NE maka profil mikrobiota usus akan berubah ditandai dengan berkurangnya populasi bakteri menguntungkan Firmicitus, Lactobacillus dan Bacteroides yang semula populasinya berlimpah.

Penelitian menggunakan spesies probiotik dari genus Lactobacillus, Enterococcus, Bacillus dan Bacteroides, termasuk beberapa spesies yeast membuktikan kemampuannya untuk menekan C. perfringens, mengurangi keparahan NE dan memperbaiki performan ayam. Keberhasilan bakteri probiotik dalam pakan jika diberikan dalam jumlah yang cukup dan kombinasi strain yang tepat akan menekan populasi C. perfringens dengan  mengubah komposisi mikrobiata sehingga mengembalikan keseimbangan kesehatan mikroba usus, memperbaiki integritas mukosa usus dan memodulasi respon imun. 

Probiotik dalam Pakan terhadap Infeksi Salmonela, ND dan IBD

Dalam sebuah penelitian pemberian probiotik dalam pakan ayam dengan cara disemprotkan (spray) didapatkan bahwa infeksi Salmonela dapat dicegah dan diobati. Karena bakteri Salmonella dan E. coli tidak akan mampu bertahan di dalam lingkungan usus yang kondisi pH nya sudah berubah akibat kehadiran asam organic, asam laktat dan VFA (volatile fatty acid) yang dihasilkan oleh probiotik.

Peranan probiotik untuk melawan infeksi virus ND dan IBD pada ayam banyak dilakukan penelitian dengan hasil yang memuaskan. Antibodi yang produksinya ditingkatkan oleh probiotik akan memampukan ayam untuk melawan infeksi virus ND dan IBD serta mencegah terjadinya infeksi sekunder dengan memperkuat sistem imun, juga mencegah terjadinya infeksi enterik selama dalam kondisi sakit.  Pada penelitian lain, probiotik dari B. subtilis juga terbukti meningkatkan level titer antibodi terhadap penyakit ND, IB, dan IBD.

Probiotik dalam Pakan melawan Infeksi Mikotoksin

Kasus infeksi mikotoksin dalam pakan unggas sudah menjadi problem yang umum terjadi. Penambahan mold inhibitor dan toxin binder umum dilakukan untuk mencegah infeksi mikotoksin terutama pada saat  kualitas bahan baku khususnya jagung dalam kondisi jelek. Banyak penelitian dilakukan untuk menguji kemampuan probiotik mengatasi infeksi mikotoksin.

Mekanisme kerja probiotik terhadap aflatoksin mirip dengan aksinya terhadap bakteri pathogen, yaitu berkompetisi dengan strain jamur penghasil aflatoksin untuk mendapatkan tempat dan nutrisi, menghasilkan enzyme yang dapat menurunkan toksisitas aflatoksin dan mengikat aflatoksin B1 ke dinding sel strain probiotik untuk mencegah toksin diabsorbsi di usus halus. Pada penelitian lain terhadap ayam broiler, diberikan pakan yang dikontaminasi aflatoksin 2 ppm. Probiotik yang digunakan afdalah dari genus Bacillus yaitu isolat Bacillus subtilis dan Bacillus amyloliquefaciens. Dilaporkan penambahan probiotik tersebut memberikan performan broiler yang baik pada pakan yang ditambahkan probiotik.

Penelitian lain dengan target fumonisin dilakukan oleh Deepthi et al (2017) melaporkan peranan probiotik L. plantarum MYS6 dalam memperbaiki organ vital yang terinduksi racun FB1 (fumonisin) dan menanggulangi efek stress oksidatif pada ayam broiler. Probiotik Lacticaseibacillus brevis MYSN105 dan L. plantarum MYS6 mempunyai potensi aktivitas antagonistik terhadap strain penghasil fumonisin F. verticillioides dan F. proliferum, yang menyebabkan perubahan morfologis seperti kerusakan miselia dan kecacatan konidia. Beberapa strain probiotik dari genus Propionibacterium, L. rhamnosus GG, L. plantarum, L. casei, Bacillus dan E. faecium memperlihatkan kemampuan nya untuk menetralisir efek mikotoksin.

Kesimpulan

Penggunaan probiotik dalam pakan unggas melalui banyak penelitian sudah terbukti memberikan manfaat positif untuk mempertahankan produktivitas unggas di tengah kondisi pelarangan penggunaan AGP. Meskipun mekanisme kerja probiotik secara detilnya masih banyak yang belum jelas tetapi penelitian berkelanjutan yang mencakup banyak bidang ilmu akan semakin meningkatkan kualitas probiotik sebagai imbuhan pakan. Kombinasi probiotik dengan substrat lain nya seperti prebiotic, enzyme, asam organic, esensial oil, jenis herbal dan lain – lain membuka kemungkinan yang lebih luas untuk diteliti dan diaplikasikan dalam industri pakan.

Ada hal menarik yang perlu disinggung secara singkat yaitu korelasi antara penambahan probiotik dan kadar kolesterol. Khususnya sebutir telur yang mengandung 200 mg kolesterol, sehingga banyak kali ini menjadi faktor pembatas untuk konsumsi telur. Padahal telur mengandung nutrisi yang menyehatkan dan dibutuhkan oleh tubuh mulai dari berbagai asam lemak, vitamin, mineral di samping protein.

Sebuah percobaan (Abdulaziz AA et al., 2020) menggunakan ayam petelur coklat Hy-Line yang diberi 4 perlakuan pakan penambahan probiotik spesies Lactobacillus acidophilus (LA) yaitu pakan control (0 LA), 1×109 CFU LA, 21×109 CFU LA dan 31×109 CFU LA. Hasilnya memperlihatkan kandungan plasma trigliserida, LDL dan kolesterol total lebih rendah pada pakan yang disuplementgasi LA dibandingkan pakan kontrol. Sebaliknya kandungan HDL lebih besar pada semua pakan LA. Juga terdapat penurunan yang signifikan untuk kandungan kolesterol di dalam kuning telur. Ini memberikan banyak harapan untuk bisa menghasilkan telur yang lebih sehat (rendah kolesterol) dengan penambahan probiotik dalam pakan.

Daftar Pustaka

  1. Abdulaziz Al Alaqil et al. Dietary supplementation of probiotic Lactobacillus acidophillus modulates cholesterol levels, immune response, and productive performance of laying hens. Animals (Basel) 10(9): 1588. Sept. 2020
  2. Barton, M.D. Antibiotic use in animal feed and its impact on human health. Nutr. Res. Rev. 13(2): 279-299. 2000.
  3. Daniel Hernandez-Patlan, Bruno Solis-Cruz, Billy M Hargis and Guillermo Tellez. The use of probiotics in poultry production for the control of bacterial infections and aflatoxins. Chapter 13. IntechOpen. 2019
  4. Divyashree, S and MY. Sreenivasa. Probiotics: Next generation therapeutics mycotoxicosis microbial complications poultry industry. Mycotoxinsite.com
  5. Jian Wang, Muhammad Ishfaq, Yuquan Guo, Chunli Chen and Jichang Li. Assessment of probiotic of Lactobacillus salivarius isolated from chickens as feed additives. Front Vet Science 7: 445. 2020.
  6. Kambhampati Vivek et al. A comprehensive review on microencapsulation of probiotics: technology, carriers and current trends. Applied Food Research Vol 3, Issue 1, June. 2023
  7. Mohamed E. Abd El-Hack et al., Probiotics in poultry feed: A comprehensive review. Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition. September. 2020.
  8. Muhammad Umar Yaqoob, Geng Wang and Minq Wang. An updated review on probiotics as an alternative of antibiotics in poultry – A Review. Animal Bioscience 35(8): 1109 – 1120. 2022.
  9. Prasetyo AF, MYM Ulum, B Prasetyo dan JI Sanyoto. Performa pertumbuhan broiler pasca penghentian antibiotic growth promoters (AGP) dalam pakan ternak pola kemitraan di kabupaten Jember. Jurnal Peternakan Vol 17 No 1 Februari. 2020.
  10. Rajesh Jha, Razib Das, Sophia Oak and Pravin Mishra. Probiotics (Direct-fed microbials) in Poultry nutrition and their effects on Nutrient utilization, growth and laying performance, and gut health: A systematic review. Animals (Bael) 10(10): 1863. Oct. 2020
  11. Raveendra R Kulkami et al. Probiotics as alternative to antibiotics for the prevention and control of necrotic enteritis in chickens. Pathogens 11 (6): 692. June. 2022
  12. Shumalia Yousaf et al. A Review of probiotic applications in poultry: improving immunity and having beneficial effects on production and health. Postepy Mikrobiologii – Advancement of Microbiology 61, 3, 115 – 123. 2022
  13. Ying Zhao et al. Dietary probiotic supplementation suppresses subclinical necrotic enteritis in broiler chickens in a microbiota – dependent manner. Front. Immunol. Sec. Microbial Immunology. Vol 13. March. 2022
Next Post

No more post

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights