Potensi Cassava Mensubstitusi Jagung

Jagung adalah sumber enerji paling utama dalam menyusun pakan unggas. Harganya acapkali fluktuatif tergantung pada suplai dan permintaan, Di luar musim panen bisa jadi harganya melambung tinggi dan kualitasnya jelek karena merupakan jagung simpanan. Apakah cassava atau tepung gaplek berpotensi untuk mensubstitusi sebagian saja dari ketergantungan akan jagung?

cassava

Daerah Penghasil Cassava

Sudah saatnya industri pakan ternak berpaling kepada sumber penyedia enerji lain yang tersedia secara lokal dan harganya lebih murah. Salah satu yang potensial adalah cassava. Daerah sentra penghasil cassava antara lain di propinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan.

Kabupaten Gunung Kidul sejak lama terkenal sebagai sentra ubi kayu di DI Yogyakarta. Dari luasan daerah Gunung Kidul yang 148.536 ha sudah ditanami ubi kayu seluas 53.453 ha atau 35,98 %. Tingkat produksi ubi kayu tahun 2005 di Gunung Kidul sebesar 22.185,3 ton dengan kapasitas produksi 49,36 kwintal/ha. Dari jumlah produksi tersebut, sebanyak 11 % dikonsumsi sendiri, disimpan sebagai gaplek 28 %, dijual basah sebagai ubi kayu 21 %, dijual untuk bahan baku olahan 41 %.

Di Indonesia seperti pada negara berkembang lainnya, 60 % dari total produksi ubi kayu digunakan sebagai bahan makanan. Sebanyak 10 % baru untuk bahan baku pakan ternak, sebanyak 15,5 % diekspor dan sisanya untuk bahan baku industri.

Penggunaan ubi kayu sebagai salah satu bahan makanan pokok semakin berkurang sejalan dengan naiknya tingkat pendapatan penduduk . Diikuti dengan perubahan pola makan yang semakin mengandalkan pada beras.

Ubi kayu mengandung kanji (starch) 70 – 82 %. Banyak ragam produk cassava yang berbasiskan kanji antara lain gum, dextrin, maltosa, sirup fruktosa, asam sitrat, asam laktat, modified starch dan lain-lain. Sebagai bahan baku pakan ternak, cassava mempunyai kandungan enerji metabolis yang tinggi (2.900 -3.200 kcal). Akan tetapi rendah kandungan proteinnya (0,7 – 1,3 %).

Pengolahan Cassava

Bagian akar dan daun ubi kayu mengandung senyawa anti nutrisi yaitu glukosida linamarin dan lotaustralin. Jika senyawa tersebut terhidrolisa oleh aktivitas enzim linamarase akan membebaskan asam sianogenik.

Senyawa ini dapat menyebabkan keracunan pada ternak apabila terdapat dalam jumlah di atas batas aman. Dalam reaksinya, linamarin plus air dengan bantuan enzim linamarase menghasilkan asam sianogenik plus aseton plus glukosa. Tinggi rendahnya kadar total glukosida sianogenik dalam akar atau daun cassava akan membedakan antara varietas pahit (lebih tinggi toksisitasnya) dan varietas manis.

Metoda komersial yang sejauh ini paling efektif untuk menghilangkan seluruh atau sebagian asam sianogenik adalah dengan pemberian panas. Perlakuan suhu antara 40 dan 80 oC efektif untuk menghilangkan asam sianogenik. Dehidrasi alami dengan pemanasan di bawah sinar matahari juga merupakan cara yang aman untuk menghilangkan asam sianogenik. Tanpa akan mengaktifkan enzim linamarase. Batas aman kandungan sianogenik adalah < 100 ppm.

Gaplek sebenarnya merupakan salah satu upaya pengawetan produk singkong untuk tujuan (biasanya) non konsumsi. Pada saat panen besar, acapkali harga singkong segar jatuh tajam sehingga pembuatan gaplek dapat meredam harga yang terlalu rendah dan merugikan petani.

Cara pembuatannya sangat sederhana yaitu umbi akar dikelupas kulitnya, dicuci atau biasanya tidak dicuci. Selanjutnya dipotong –potong secara manual atau sudah menggunakan mesin pemotong (chopper). Tahap berikutnya adalah dijemur di atas permukaan semen selama 2 – 3 hari tergantung intensitas sinar matahari.

Mengurangi Kadar Racun Sianida

Bisa juga menggunakan alat pengering. Penjemuran dihentikan setelah kadar air turun menjadi 12 – 14 %. Tanda sudah dianggap kering yaitu apabila dipatahkan akan mengeluarkan bunyi yang khas. Racun sianogen sebagian besar terdapat pada kulit akar.

Dengan tindakan pengelupasan kulit, perendaman dan penjemuran akan sangat menurunkan kandungan sianogen. Standar spesifikasi minimum dari gaplek adalah kadar kanji (starch) minimum 65 %, serat kasar maksimum 5 %, pasir minimum 3 %, kadar air maksimum 14 %.

Spesifikasi Umum Berbagai Bentuk Cassava

DeskripsiCassava TepungCassava ChipCassava Pellet
Kadar Air (max)12-14 %12-14 %12-14 %
Pati (max)70 %70 %68-70 %
Pasir (max)2 %3 %3 %
Fiber (max)3 %3-5 %3-5 %
Abu (max)3 %3 %3 %
Sumber : Buitrago et al, 2002.

Meskipun ubi kayu rendah protein dan hanya tinggi enerji, tetapi dalam penggunaannya sebagai bahan baku pakan unggas dikombinasikan dengan bahan kaya protein lain (bungkil kedele) seperti diperlihatkan pada Tabel 2. Kombinasi 82 % cassava dan 18 % kedele mempunyai kandungan nutrisi yang sudah setara dengan jagung. Tepung ubi kayu dapat mensubstitusi 45 – 50 % jagung untuk pakan broiler starter tanpa menimbulkan efek yang merugikan terhadap laju pertumbuhan, konsumsi pakan dan konversi pakan.

Percobaan lain menambahkan tepung ubi kayu yang berupa campuran antara bagian akar umbi dan daun serta tangkai lunak. Untuk menggantikan 25 % dan 50 % jagung yang dipakai (dari level jagung 50 %). Pakan percobaan mengandung 12,5 % dan 25 % tepung cassava. Campuran tepung cassava terdiri atas bagian akar dan campuran daun / tangkai 2,5 : 1.

Sedangkan perbandingan daun terhadap tangkai 5 : 1. Hasil percobaan memperlihatkan meskipun cassava digunakan pada level tinggi tidak terlihat adanya gangguan kesehatan. Meskipun demikian laju pertumbuhan dan efisiensi pakan terganggu (13 % dan 19 % laju pertumbuhan) dibandingkan pakan kontrol serta 14 % dan 26 % konversi pakan). Penggunaan tepung cassava dianggap masih bernilai ekonomis khususnya apabila harga jagung tinggi.

Perbandingan Nutrisi Campuran Cassava / Kedele terhadap Jagung

NutrisiCassavaKedeleCassava/Kedele (82:18)Jagung
Protein (%)2,838,09,08,5
ME (Mcal/kg)3,0–3,23,6–3,83,253,4
Fiber (%)2,64,93,92,8
Ash (%)3,25,23,62,1
Fat (%)1,219,03,53,6
Linoleic Acid (%)0,48,91,72,1
Lecithin (%)0,12,0N/AN/A
Starch (%)68,08,0N/AN/A
Methionin (%)0,030,510,120,18
Cystine (%)0,020,60N/AN/A
Lysine (%)0,052,310,460,26
Threonine (%)0,051,430,280,29
Tryptophane (%)0,020,520,10,07
Arginine (%)N/AN/A0,510,40
Meth + Cyst (%N/AN/A0,240,35
Calcium (%)N/AN/A0,290,04
Av. Phosphor (%)0,020,520,10,07
Sumber : Buitrago and Luckett, 1999

Percobaan pada Broiler

Mengingat pakan broiler kebanyakan diberikan dalam bentuk pellet atau crumble maka cassava bisa digunakan dalam jumlah yang lebih tinggi. Pada percobaan terhadap ayam broiler, bagian akar casava dapat diberikan sampai level 45 – 50 % sementara bagian daunnya 5 – 6 %. Penggunaan cassava level tinggi dan juga kedele utuh tidak memberikan pengaruh merugikan terhadap kondisi litter (kotoran) yang dihasilkan broiler.

Hanya saja penggunaan cassava (bagian akar) mengganggu pigmentasi kuning pada bagian kaki, paruh, kulit dan perlemakan. Jika dilakukan ranking pigmentasi dari 1 (pigmentasi buruk) sampai 4 (pigmentasi baik), maka pakan yang mengandung campuran cassava akar dan daun memberikan kualitas pigmentasi yang sama dengan pakan kontrol (jagung) bernilai 4. Apabla pakan disajikan dalam bentuk tepung, sebaiknya penggunaan cassava tepung tidak lebih dari 20 % (starter) dan 25 % (finisher).

Komposisi Pakan Broiler Starter Menggunakan Cassava (Akar dan Daun) dengan Berbagai Metoda Pengeringan untuk Substitusi Jagung (3B)

BahanPakan KontrolCassava AkarCassava Akar + Daun
Jemur MatahariKering Mesin
Jagung59,37
Cassava Akar45,7545,7540,45
Cassava Daun6,00
Kedele (Toasted)12,8030,0030,0030,00
SBM21,0018,7018,7016,40
DL-Meth0,160,290,29
L-Lysine0,07
Tep Tulang1,701,901,901,90
Ca Karbonat1,50
Garam0,300,300,300,30
Vit-mineral0,100,100,100,10
Komposisi Nutrisi
ME (mcal/kg)3,203,203,203,20
Protein (%)22,022,022,022,0
Methionin (%)0,590,590,590,59
Meth+Cys (%)0,900,900,900,90
Lysine (%)1,261,261,261,26
Linoleic ac (%)2,623,423,423,56
Calcium (%)0,910,910,910,91
Av. P (%)0,420,420,420,42
Sumber : JB Arbelaez, JL Gil Llanos, and BO Patino. 2002

Komposisi Pakan Broiler Finisher Menggunakan Cassava (Akar dan Daun) dengan Berbagai Metoda Pengeringan untuk Substitusi Jagung (3B)

BahanPakan Kontrol Cassava AkarCassava Akar + Daun
Jemur MatahariKering Mesin
Jagung66,85
Cassava Akar49,8049,8046,10
Cassava Daun6,00
Kedele (Toasted)6,1041,6041,60 45,10
SBM20,705,205,20
DL-Meth0,130,230,230,23
L-Lysine0,19
Tep Tulang1,601,901,901,80
Ca Karbonat1,10
Garam0,300,300,300,30
Vit-mineral0,100,100,100,10
Komposisi Nutrisi
ME (mcal/kg)3,203,203,203,20
Protein (%)20,0020,0020,0020,00
Methionin (%)0,490,490,490,49
Meth+Cys (%)0,780,780,780,78
Lysine (%)1,121,121,121,12
Linoleic ac (%)2,203,603,603,85
Calcium (%)0,900,900,900,90
Av. P (%)0,400,400,400,40
Sumber : JB Arbelaez, JL Gil Llanos, and BO Patino. 2002

Percobaan lain terhadap ayam broiler strain Ross 308 menggunakan pakan fase starter (umur 1 – 10 hari), medium (umur 11 – 24 hari) dan finisher (umur 25 – 35 hari). Masing – masing dengan 4 level penggunaan cassava yaitu 0% (kontrol), 25%, 50% dan 75% mensubstitusi jagung sebagai sumber enerji. Kualitas fisik pakan diukur dengan parameter persentase ukuran partikel ( kecil <1,0 mm; sedang 1,0 – 2,8 mm dan besar > 2,8 mm) dan kekerasan pelet (PDI = pelet durability index) (Edwin Peter Chang et al. 2020)

Peningkatan level cassava dalam pakan meningkatkan % partikel kecil dan mengurangi kekerasan pelet, yang terbaik adalah pakan tanpa cassava. Efeknya terhadap performan ayam adalah pertambahan berat badan berkurang, FCR meningkat, cadangan lemak tubuh berkurang. Tetapi kekurangan ini dapat diperbaiki dengan penambahan enzyme. 

ItemsEnzymes1)FI (g)BWG (g)FCR
1–10 d1–24 d1–35 d1–10 d1–24 d1–35 d1–10 d1–24 d1–35 d
Cassava level
NoneNone241.71,527.53,251.1234.71,301.52,329.20.991.181.41
Plus269.71,588.23,351.5253.01,407.12,464.31.031.131.37
LowNone269.81,637.13,451.7235.01,173.42,299.11.101.411.52
Plus253.21,573.83,341.4246.91,227.42,410.10.991.301.40
MediumNone252.01,630.53,411.0220.01,189.02,041.31.121.391.69
Plus260.01,707.53,510.9232.21,230.52,314.91.081.391.53
HighNone283.81,637.23,409.5219.51,117.11,987.71.241.471.72
Plus273.91,664.63,453.4233.91,225.52,070.31.101.361.67

Percobaan pada Ayam Petelur

Berbeda dengan pakan broiler yang mensaratkan enerji tinggi, dimana formulasi akan mengambil bahan berminyak. Sehingga meskipun dibuat tepung penampilan pakan tetap bisa dijaga tingkat debunya. Sebaliknya pakan layer membutuhkan tingkat enerji metabolis yang lebih rendah (2800 kcal/kg). Untuk menghindari pengaruh buruk dari sifat berdebu cassava maka sebaiknya penggunaan cassava dalam pakan layer tidak lebih dari 20 %.

Lebih tinggi dari itu akan beresiko menurunkan konsumsi pakan. Pada percobaan menggunakan cassava tepung untuk mensubstitusi jagung 10 – 20 %. Diberikan pada beberapa fase umur ayam petelur memperlihatkan perbedaan tingkat produksi telur yang tidak signifikan. Ada kecenderungan konsumsi pakan sedikit menurun (1 gr/ek/hari).

Komposisi Pakan Ayam Petelur Menggunakan 10 – 20 % Tepung Cassava untuk Substitusi Jagung

Bahan BakuPakan KontrolCassava 10 %Cassava 20 %
Jagung41,1034,1023,00
Tepung Cassava10,0020,00
Bungkil Kedele8,1010,4011,80
Kedele Ekstrusi20,020,020,0
Rice polishings10,0010,0010,00
Wheat bran9,104,303,60
Ca karbonat9,609,509,40
Tep Tulang1,301,401,40
Garam0,350,350,35
DL-Methionin0,350,350,35
Vit – mineral0,200,200,20
Additif – pigmen0,100,100,10
Komposisi Nutrisi
ME (mcal/kg)2,702,702,70
Protein (%)17,0017,0017,00
Lysine (%)0,850,850,85
Methionin (%)0,450,450,45
Meth+cyst (%)0,700,700,70
Calcium (%)3,903,903,90
Av. P (%)0,420,420,42
Linoleic ac (%)1,741,491,37
Sumber : JB Arbelaez, JL Gil Llanos, and BO Patino. 2002

Fermentasi Cassava

Terhadap kendala rendahnya kandungan protein cassava, terdapat cara untuk meningkatkan kandungan protein dari cassava yaitu dengan cara fermentasi. Teknik fermentasi menggunakan organisma Cladosporium eladosporoids, Candida utilis, Cephalosporium eichhorniae. Prosedur fermentasi yang lain dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan Trichoderma harzianum ke dalam media 4 % tepung cassava.

Efisiensi konversi dari medium tepung akar cassava menjadi biomass diperkirakan 30 % (Muindi and Hansen, 1981). Proses solid fermentasi menggunakan fungi Trichoderma pseudokoningii Rifai yang dikembangkan oleh Balagopalan dan Padmaja (1988) dan Balagopalan (1996) dapat meningkatkan kandungan protein dari semula 1,28 % dari berat kering menjadi 14,32 % berat kering. Meskipun demikian proses fermentasi cassava untuk dijadikan baan baku pakan ternak sampai saat ini masih belum ekonomis.

Daftar Pustaka

Edwin Peter Chang et al. 2020. Replacement value if cassava for maize in broiler chicken diets supplemented with enzymes. Asian-Australs J Anim Sci 33(7) : 1126 – 1137.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights